Kepala Desa Piyak |
Sejarah desa Piyak merupakan desa rawan bencana banjir sejak nenek
moyang sejak dulu lebih dari ratusan
tahun, dapat dipastikan setiap tahun banjir hal ini tentu berimplikasi terhadap
perekonomian masyarakat Desa Piyak terstigma desa miskin. Akhir tahun 2007 dan
awal 2008 tak pernah terlupakan bagi warga Desa Piyak Kecamatan Kanor atau
bahkan warga di Kabupaten Bojonegoro terutama yang berada di tepi bantaran
bengawan solo. Saat itu seakan tembang karya Gesang menjadi kenyataan yang tak
terperkirakan “ air mengalir sampai jauh “ bahkan jauh sekali dan merupakan
bencana banjir paling besar sepanjang sejarah. Hampir 99 % wilayah desa
terendam air, banjir merendam seluruh rumah warga desa setinggi rata-rata 150
cm – 200 cm, memutus sarana transportasi jalan terendam, anak-anak tak bisa
lagi sekolah, pelayanan masyarakat terganggu karena kantor desa tak luput dari
banjir. Tanaman padi sawah berumur 60 hari seluas 42 Ha rusak gagal panen.
Untunglah masih ada satu bangunan di desa yang terlindung dari genangan air
yaitu gedung SDN Piyak, jadilah tempat pengungsian warga berikut hewan
ternaknya, tak ada lagi warga yang bisa bekerja atau aktifitas lainnya
terisolir lumpuh total.
Proses Pembangunan Paravet |
Banjir desa Piyak juga berdampak pada 3 (tiga) sekitar
yakni desa Simbatan, Sedeng dan Palembon ratusan hektar padi sawah dan rumah
terendam banjir, banjir juga merendam jalan poros kecamatan sehingga akses
jalan terisolir hanya perahu yang dapat mengantar aktifitas warga. Kerugian
setiap banjir diperkirakan milyaran rupiah. Pada tahun 2011 Pemerintah
membangun tanggul besar tepian bengawan solo, namun itupun tak membebaskan desa
Piyak dari banjir hal ini disebabkan adanya anak sungai bengawan solo yakni
kali mekuris yang belum ada tanggul atau pintu airnya, ketika bengawan solo
meluap melalui kali mekuris inilah banjir melanda.
Tahun 2015 pemerintah kabupaten Bojonegoro meluncurkan
program normalisasi kali mekuris hal ini dimanfaatkan warga dan Pemerintah Desa
Piyak untuk keluar dari sejarah desa rawan bajir. Melalui rembug desa
disepakati untuk pembuatan tanggul kali mekuris, dengan sukarela warga pemilik
tanah di tepian kali mekuris di dusun Anting-anting desa Piyak menyerahkan
tanahnya untuk ditempati tanggul, sungguh luar biasa warga pemilik tanah tak menuntut
ganti rugi. Namun hampir setiap tahun tanggul yang berasal dari tanah mengalami
penurunan/ambles dan terkikis longsor dan rawan jebol. Pada Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa ( Musrenbangdes ) tahun 2016 disepakati untuk
mewujudkan mimpi desa Piyak tanpa banjir dengan membangun tanggul permanen dari
beton atau paravet.
Paravet Kali Mekuris |
Dengan adanya Dana Desa (DD) desa Piyak
memprioritaskan pembangunan paravet kali mekuris secara bertahap, hampir 50 %
Dana Desa di alokasikan untuk pembangunan paravet kali mekuris. Tanggul kali
mekuris di dusun Anting-anting desa Piyak sepanjang 1.100 m. Tahun 2017
dibangun tanggul paravet sepanjang 130 m dan tahun 2018 direncanakan 200 m
dengan tinggi tanggul 2, 5 m. Pada tahun 2018 ini mimpi warga desa Piyak
benar-benar terwujud dan dapat mengukir sejarah Piyak tanpa banjir. Kepala Desa
Piyak Moh. Abdul Azis, A.Md, Teknika ketika diwawancarai reporter kami
mengatakan : Kami bersyukur dengan adanya Dana Desa ( DD ) dan kerjasama dengan seluruh elemen
masyarakat, Pemerintah Desa dapat mewujudkan cita-cita warga Piyak. Dan dengan
terbebasnya Piyak dari banjir tentu dapat meningkatkan produktifitas hasil
pertanian karena petani bisa panen tiga kali dalam satu tahun hal ini dapat
meningkatkan kesejahteraan warga. Selanjutnya Kepala Desa Piyak berkomitmen
untuk meneruskan pembangunan Pembangunan Tanggul Paravet secara bertahap. (Ir, Kim Beno)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !